Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Menu Berbuka Puasa, Tradisi Khas Dari Berbagai Negara

Menu Berbuka Puasa, Tradisi Khas Dari Berbagai Negara

























Bulan Ramadhan memang momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia. Bulan suci ini merupakan ibadah penting yang dijalankan setiap tahun sekali. Setiap bulan puasa datang, selalu ada tradisi unik yang tidak bisa ditemui di bulan-bulan lainnya. Salah satunya adalah makanan tradisional.

Berbuka merupakan waktu paling dinantikan bagi umat Islam yang menjalankan puasa. Berbeda dengan hari biasa, saat bulan puasa ada sejumlah menu makanan khas yang tak ditemui di hari-hari biasa. Dimana menu-menu tersebut tidak akan dijumpai selain ketika bulan Ramadhan saja. Rupanya menu khas itu bukan monopoli Indonesia. Namun ternyata bukan Indonesia saja yang memiliki tradisi Ramadhan dengan menu khas untuk berbuka puasa. Negara-negara lain juga memiliki berbagai panganan unik untuk disantap ketika berbuka. Sejumlah negara Asia Barat juga punya menu khas berbuka puasa. Apa saja?

Di bulan puasa ini pula akan bermunculan makanan khas. Di Indonesia ada takjil, aneka bubur, dan es kolak yang mejadi primadona saat Ramadhan. Lalu bagaimana dengan negara-negara lain yang penduduknya juga menjalankan ibadah puasa? Berikut ini makanan-makanan khas bulan Ramadhan yang menjadi favorit di berbagai negara.


Pide Brad dari Turki






















Pide Brad atau roti panggang yang hanya dijual selama bulan Ramadan ini disajikan dengan sup iftariye, pastirma, sujuk dan berbagai kue yang disebut borek menjadi salah satu tradisi menu berbuka puasa di Turki. Menu tersebut bisa ditemui di berbagai restoran dan rumah makan di kota-kota besar seperti Istanbul.

Hummus dari Lebanon


Selain enak buat berbuka, makanan ini juga enak dimakan sebagai camilan yang disantap bersama pita bread. Makanan yang biasa digunakan sebagai selai pada pita bread ini berbahan dasar kacang kedelai yang dihaluskan, lentini, tahini, minyak zaitun, air lemon, garam, dan bawang putih.

Qatayef dari Yordania


Masyarakat Yordania biasa berbuka dengan mansaf dan qatayef. Mansaf merupakan hidangan khas Yordania yang berupa daging domba yang dibumbui dengan rempah-rempah. Sedangkan qatayef merupakan hidangan sejenis pancake dengan kayu manis dan diisi dengan kacang kenari dan gula. Menambahkan sirup madu pada makanan qatayef akan membuat makanan satu ini semakin lezat disantap saat berbuka puasa.

Fesenjan, Persia


Fesenjan yang juga dikenal dengan nama khoresht-e fesenjan atau fesenjoon adalah hidangan istimewa dalam kuliner Persia, Irak, dan Iran. Penampilan makanan ini menyerupai kaldu kental yang terbuat dari sirup delima dan kenari. Menurut Wikipedia, secara tradisional makanan ini dibuat dari kaldu unggas ( bebek atau ayam ), bola daging giling, ghormeh atau potongan daging domba, ikan, atau tidak menggunakan daging sama sekali. Rasa makanan ini bervariasi, bisa manis atau asam, tergantung dari cara memasaknya.
Fesenjan kemudian disajikan dengan nasi putih atau kuning khas Persia yang disebut polo atau chelo. Karena tekstur dan rasanya yang cenderung tajam, makanan ini biasa dijadikan menu makanan utama. Saat bulan Ramadhan, warga Persia sering menyiapkan hidangan ini karena fasenjen merupakan makanan yang tahan lama. Konon makanan ini akan terasa makin lezat setelah disimpan seharian.

Foul Medames dari Mesir


Umat muslim di Negeri Piramida ini biasa berbuka dengan medames. Di samping medames yang menjadi hidangan utama, ada juga menu lainnya yang turut menyemarakkan waktu berbuka, seperti molokheya yang dibuat dari ayam dan nasi. Biasa dibilang tiada Ramadan di Mesir tanpa menu-menu tersebut.

Hyderabadi Haleem dari India


Hyderabadi Halem merupakan makanan khas di Kota Hyderabad yang mirip dengan bubur gandum tradisional dengan cita rasa pedas, gurih, dan biasanya disajikan dengan daging domba.

Fruit Chaat, Pakistan dan India Utara


Fruit chaat jika dilihat sekilas memiliki penampilan yang mirip dengan salad buah dengan saus mayones. Tetapi jika dirasakan, potongan-potongan buah dalam Chaat dibalur dengan saus yang dibumbui dengan rempah-rempah. Makanan ini termasuk hidangan cepat saji yang biasa dijajakan di kedai-kedai pinggir jalan di India Utara dan Pakistan.
Fruti chaat dibuat dari potongan buah pepaya, pisang, jeruk, delima merah, anggur, apel, nanas, dan kentang atau ubi manis yang sudah dikukus terlebih dahulu. Sausnya berwarna kecoklatan dan manis dengan sedikit sentuhan rasa rempah yang tajam.

Kothu Paratta, India Selatan dan Sri Lanka



Paratta adalah sejenis roti pipih goreng yang menjadi makanan pokok bagi sebagian penduduk di negara-negara Asia Selatan, yaitu Sri Lanka, Nepal, dan India. Sementara Kothu Paratta yang secara harfiah berarti paratta cincang adalah paratta yang dicincang kemudian dimasak dengan telur, sayuran, atau daging, beserta salna, sejenis saus pedas khas Asia Selatan.
Pembuatan makanan ini cukup unik. Semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat Kothu paratta dimasukkan bersamaan ke dalam wajan yang sudah dilumuri minyak dan dimasak dengan cara orak-arik hingga matang. Kothu Paratta biasa dijajakan di pinggir jalan. Biasanya disantap sebagai makanan ringan. Dan saat Ramadhan tiba, para pedagang kaki lima yang menjajakan makan ini bertebaran di pinggir jalan.

Samosa dari Pakistan



Samosa adalah makanan khas Pakistan yang berbentuk segitiga dan memiliki rasa pedas. Di bulan puasa, menjelang berbuka warung-warung yang menjual hidangan samosa dapat ditemui di setiap penjuru Pakistan.

Sawine, Trinidad dan Tobago



Republik Trinidad dan Tobago adalah pulau paling selatan di kawasan Karibia. Letaknya sekitar 11 kilometer di sebelah timur pesisir Venezuela. Menurut Wikipedia, 6 persen dari total populasi di Trinidad dan Tobago memeluk agama Islam. Mereka umumnya tinggal di Trinidad.

Nah, saat Ramadhan tiba penduduk Trinidad biasanya menyiapkan sawine. Sawine adalah sejenis takjil manis, dibuat dari bihun yang disajikan bersama kuah susu dan kacang-kacangan. Kuahnya dibumbui dengan rempah-rempah seperti jahe dan kayu manis. Makanan ini dihidangkan panas-panas.

Rooh Afza dari Bangladesh



Rooh Afza merupakan hidangan minuman khas Bangladesh yang memiliki berbagai cita rasa. Salah satunya rasa lemon. Menu satu ini biasanya disatukan dalam berbagai penganan dan minuman berbuka, seperti piyaju, beguni, jilapi, muri, halim, tanggal, samosa, dal puri choa dan berbagai buah-buahan seperti semangka menjadi hidangan khas berbuka puasa.

Harira, Maroko



Harira sejatinya adalah rebusan domba dan chickpea yang menjadi makanan khas kesukaan warga negara-negara Afrika bagian utara, terutama Maroko. Sup ini ditengarai berasal dari daerah Maghreb. Ada banyak variasi dari harira, tetapi yang paling umum biasanya memang terbuat dari cincangan daging domba, tomat, chickpea, dan rempah-rempah.

Makanan ini mengandung kalori dan nilai gizi yang cukup tinggi sehingga biasanya disantap untuk berbuka puasa saat bulan Ramadhan.

Lahm Lhalou, Algeria



Lahm lhalou berasal dari bahasa Arab yang berarti ‘daging manis’. Makanan ini sangat populer di Algeria, terutama saat bulan Ramadhan. Menurut Whats4eats, biasanya kebiasaan berbuka puasa warga Algeria dimulai dengan memakan beberapa buah kurma, kemudian disusul dengan Lahm Lhalou. Di luar bulan puasa, makanan ini biasa dijadikan menu sarapan.

Sesuai namanya, makanan ini terbuat dari daging domba yang dimasak dengan buah prune dan kuah berbumbu kunyit. Hasilnya adalah hidangan yang memadukan rasa daging domba yang tajam dengan bumbu pekat dan sentuhan manis buah prune. Makanan tradisional ini kemudian disajikan bersama sumber karbohidrat berupa biji-bijian dan taburan kacang almond panggang.

MALAYSIA (Nasi Lemak)



Umat Muslim di Malaysia memiliki kebiasaan yang cukup unik yakni berbuka puasa dengan makanan kering dan kurma segar. Ada berbagai macam makanan khas Malaysia yang tersedia dalam Bazaar Ramadhan (pasar makanan lokal yang buka selama bulan puasa) seperti air tebu, nasi lemak, laksa, percek ayam, nasi ayam, sate dan lain-lain.
Walupun sebenarnya makanan tersebut juga dapat dijumpai selain pada bulan Ramadhan, tapi rasanya kurang lengkap berbuka puasa di Malaysia tanpa menu-menu di atas.

Kolak dari Indonesia



Berbagai kuliner khas Indonesia bisa dijadikan menu berbuka puasa. Namun, ada satu menu yang memang tidak dapat ditinggalkan dan menjadi khas Nusantara, yakni kolak. Tak lengkap rasanya jika berbuka puasa tidak ditemani dengan sajian kolak. Kolak merupakan makanan berbahan singkong, pisang, atau ubi yang dimasak dengan santan dan gula Jawa. Biasanya, variasi kolak disesuaikan dengan selera masing-masing, bisa ditambahkan dengan pacar Cina ataupun kolang kaling untuk menambah komposisi kolak. 

(dari berbagai sumber)

Open Comments

10 komentar untuk "Menu Berbuka Puasa, Tradisi Khas Dari Berbagai Negara"

Dika 29 Juli 2016 pukul 11.34 Hapus Komentar
Hmm.. Habis baca ini sekarang saya jadi pengen makan.
Hehehe...
Alhuda Malikussaleh 29 Juli 2016 pukul 11.58 Hapus Komentar
Bagus Artikelnya, Jadi pengen makan deh
Unknown 30 Juli 2016 pukul 21.07 Hapus Komentar
enak gan
monhadzan 30 Juli 2016 pukul 21.20 Hapus Komentar
yang maroko asik tuh
cvtugu 14 Mei 2018 pukul 13.35 Hapus Komentar
pengen nyoba makanan Malaysia
,,enak banget kelihatannya
Fitriyani 7 April 2019 pukul 21.36 Hapus Komentar
Maaf kak Slow Respon, Di Lain Artikel akan kami sampaikan resenya kak, supaya bisa mencoba menunya :-)
Fitriyani 7 April 2019 pukul 21.38 Hapus Komentar
Iya kak, makasih :-) Selamat mencoba kak, di lain artikel akan kami bagikan resepnya kak
Fitriyani 7 April 2019 pukul 21.39 Hapus Komentar
Iya kak, Makasih. Silahkan kak dicoba sepertinya enak kak Kolak dari Indonesia
Fitriyani 7 April 2019 pukul 21.40 Hapus Komentar
Iya kak, lebih asik lagi Kolak dari Indonesia tentunya :D
Fitriyani 7 April 2019 pukul 21.40 Hapus Komentar
Iya kak (Nasi Lemak) bikin lapar lihatnya :-D